Senin, 28 September 2015

APA UNTUNGNYA BILA RAJIN GOSOK GIGI SEBELUM TIDUR?



           
Penyakit yang menyerang rongga mulut diantaranya gigi keropos dan gusi membusuk yang berakhir dengan kondisi mulut berbau tidak sedap cenderung diawali karena hal sepele yaitu karena malas untuk membersihkan gigi sebelum berangkat tidur.

 
Malas untuk menggogok gigi sebelum tidur malam adalah kebiasaan buruk yang sering dilakukan banyak orang. Tahukah anda Jika hal ini dilakukan secara berulang ulang selama bertahun tahun , jangan heran jika kondisi mulut beserta isinya akan menjadi sarang paling subur untuk pertumbuhan bakteri dan kuman. Bakteri dan kuman lahir secara konsisten dari proses pembusukan makanan sisa yang bersembunyi dibalik gigi yang tidak dibersihkan.
Proses pembusukan akan dengan sendirinya mengandung asama yang dapat merusak email dan akar gigi yang bukan  tidak mungkin akan menimbulkan karang karang  gigi yang kelak akan membuat kekuatan gigi menjadi semakin berkurang . Proses pembusukan sisa makanan yang tertinggal digigi akan menjadi  vitamin bagi para bakteri dan kuman yang akhirnya membuat mulut mengeluarkan bau yang tak sedap ketika anda  sedang terlibat perbincangan dengan orang lain, hal ini sangat mengganggu karena banyak orang yang merasa mual dan tiba tiba hilang selera makannya ketika bau tak sedap keluar dari mulut anda dan tercium mereka.
Untuk mencegah adanya bau tak sedap dan menghindari kondisi ompong diusia dini akibat gigi berlubang lalu keropos dan tanggal, alangkah bijaknya anda jika mulai saat ini dan seterusnya rajin untuk gosok gigi sebelum berangkat tidur malam. Biarkan kondisi mulut, gigi dan gusi dalam keadaan bersih. Sebelum tidur  dianjurkan tidak melahap makanan dalam bentuk apapun atau minuman yang mengandung gula dan soda karena kebersihan gigi setelah dibersihkan akan sia sia saja, karena akan kembali ternoda den
Membiarkan mulut, gigi dan gusi terbebas dari makanan sebelum tidur adalah kebiasaan yang baik yang bisa menjadi kunci utama untuk mendapatkan keadaan gigi yang sehat tak bermasalah mesti memasuki usia senja yaitu antara usia 50 hingga 70 tahun an.
Perusakan pada gigi bukan hanya karena malas rajin gosok gigi sebelum tidur malam tetapi bisa juga dikarenakan sering mengkonsumsi makanan dan minuman yang terlalu panas dan terlalu dingin.  Makanan dan minuman yang ektrim  dapat mengkikis e-mail gigi  menjadi semakin tipis hingga akhirnya tak mampu lagi mempertahankan kekuatan akarnya untuk kokoh berdiri. Jikaa gigi sudah tak mampu lagi mengunyah makanana maka gigi akan koyak dan goyang dan menimbulkan rasa sakit pada gusi hingga bisa menimbulkan pembekakan.
Rongga mulut dan sekitarnya sangat sensitive terhadap kuman jika tidak segera dilakukan pengobatan pada dokter gigi. Mulut akan bau  dan jika sudah menyerang saraf gigi akan mengakibatkan penyakitr lain muncul, seperti penyakit jantung, penyalit mata dan bisa juga menyerang saraf otak. Mengapa ini bisa terjadi? Karena saraf yang ada pada gigi sebenarnya satu arah dan saling berhubungan dengan saraf otak dan saraf mata. Tak heran jika ada orang yang matanya menjadi kabur setelah cabut gigi (pencabutan gigi secara sembarangan tanpa rekomendasi dokter).




Untuk memiliki gigi yang bagus dan sehat sesungguhnya sangat mudah dan akan sukses jika dilakukan secara konsisten.
1.   Makanlah makanan yang tidak mengandung banyak gula apalagi gula buatan

2.   Minumlah yang tidak mengandung soda dan alkohol


3.   Hindarilah sedapat mungkin makanan dan minuman yang terlalu dingin dan panas.

4.   Rajinlah berkumur dengan air garam atau setidaknya mengigit cengkeh tua (khasiat cengkeh dapat memperkuat gigi)


5.   Rajin gosok gigi sebelum berangkat tidur malam

6.   Rajin minum air putih

7.   Nikotin pada rokok bisa membuat gigi kuning dan cepat keropos, sebisa mungkin segeralah menggosok gigi jika sudah tidak merokok lagi.


8.   Hindarlah kebiasaan makan es batu karena dapat membuat gigi merasa tertekan karena dipaksa untuk menguyah dan menahan rasa dinginnya

9.   Tinggalkan kebiasaan menggigit gigit kuku jari , karena hanya akan mempermudah masuknya bakteri lewat mulut dan akhirnya bisa menetap tinggal dibalik rongga gigi .
Jika Memungkinkan anda bisa berkumur dengan cairan antiseptic yang difomulasikan khusus untuk kesehatan mulut dan gusi. Hal ini bisa dilakukan setelah anda selesai menggosok gigi.






Rabu, 16 September 2015

WASPADA KURIR NARKOBA DI RUMAH SEWA



                                                  


Menjadi kurir memang pekerjaan yang menjanjikan dan menyenangkankan jika bekerja pada instansi yang benar dengan gaji bulanan  atau komisi yang sudah ditetapkan atau gaji komisi yang sudah disepakati, seperti kurir  kurir jasa pengiriman barang. 

Bagaimana jika kurir narkoba?

Sebagai kurir narkoba  adalah bisnis yang menggiurkan karena akan mendapat imbalan yang tidak sedikit jika usaha kejahatan mereka lolos dari pemeriksaan polisi atau pihak yang berwajib lainnya. Tetapi dibalik imbalan yang besar bisnis kurir narkoba ada resikonya  yang ternyata sepuluh kali lipat lebih besar. Bisnis haram ini sangat berbahaya karena bisnis ini  tidak dibenarkan secara hukum negara adan agama.  Narkoba adalah mimpi buruk bagi semua Negara, karena narkoba mempunyai dampak yang sangat buruk bagi kesehatan dan masa depan generasi muda bangsa. Memberi pemahaman tentang efek buruk pemakaian narkoba seharusnya dilakukan sejak usia dini, agar jika dewasa nanti mereka mempunyai prinsip bahwa  narkoba tidak perlu coba coba.
Kini keberadaan narkoba sudah meluas sampai ke kaum hawa.Banyak wanita Indonesia rela menjadi kurir karena terbentur desakan kebutuhan ekonomi dan bahkan ada yang melakukan kejahatan jaringan narkoba karena kurangnya pemahaman akan dampak buruk narkoba untuk kawula muda misalnya melemahnya tingkat kesadaran dalam berfikir dan berbicara hingga menurunkan kecerdasan secara permanen , bisa merubah keadaan fisik menjadi tidak pernah fit dan tidak adanya semangat lagi  dalam belajar dan meraih cita cita serta bisa menimbulkan komplikasi untuk hadirnya penyakitb lain yang menyerang dan merusak organ vital tubuh seperti paru paru, jantung, usus, limpa, hati, ginjal  bahkan otak.

Kini kurir narkoba banyak didominasi oleh kaum hawa karena sepak terjang sekaligus karakter wanita dinilai lebih alami dan tidak mudah terlacak pihak yang berwajib karena prilaku kejahatn mereka  cenderung terbungkus rapih oleh penampilan yang cantik dan mempesona. Sedangkan pria gerak gerik mereka lebih mudah terbaca oleh polisi atau intel yang sedang menyamar, ini dikarenakan pria cenderung terlihat grogi dan gugup hingga menimbulkan kekhawatiran yang berlebihan yang tanpa mereka sadari dapat mengakibatkan segala gerak gerik mereka  nampak mencurigakan.

Sudah saatnya  berhati hati dengan orang orang  baru yang menjadi warga  diwilayah anda, apalagi yang tinggal di kos atau kontrakan  secara berpindah pindah tanpa memberitahu identitas mereka secara jelas. Kerjasama warga beserta Rukun tetangga sangat diperlukan. Semua atau siapapun yang ingin kos atau mengontrak pada sebuah rumah diwajibkan lapor pada rukun tetangga setempat dengan menyerahkan fotocopi identitas ,lebih bagus lagi jika para penyewa tersebut memberitahukan status pekerjaan mereka.

Pencegahan akan adanya orang orang tak dikenal yang menjadi kurir narkoba sangat dilakukan secara berkala tetapi konsisten setiap harinya. Pencegahan ini akan berjalan dengan lancar dan tak bermasalah jika warga setempat bersatu dan saling melapor jika ada sesuatu yang mencurigakan.



CERPEN ROMANTIS REMAJA



                                                         
                                                              Karya : Heny anugrah

                                                       "TERNYATA "
                                                                                                                                                         

Sore yang sejuk. Angin bertiup agak kencang dan langit nampak mendung. suara  halilintar sesekali terdengar menggelegar.
Nampak Sofia sedang sibuk merapikan buku buku yang akan dibawanya besok pagi kesekolah. Dia tak menyadari ada gelas berisi kopi susu berada tak jauh dari sikut tangan kanannya. Sofia membungkukkan  tubuhnya karena ingin meraih sebuah novel terbaru pemberian dari Rony, kekasihnya.
Ketika hendak beranjak  dari duduknya tiba tiba…… prakk!    gelas putih bertuliskan namanya dan Rony itu tersenggol dan jatuh kelantai. gelas itupun pecah menjadi tiga bagian yang tidak beraturan. kopi susu yang masih penuh itu akhirnya tumpah pula membasahi celana leggingnya.
Sofia terkejut dengan kejadian yang sangat cepat dan tak terduga itu. Dengan menggerutu kesal  diambil dan dikumpulkannya dengan perlahan  sisa sisa pecahan gelas itu untuk dibuang ke tong sampah plastik berada yang tak jauh darinya.
Tiba tiba Sofia teringat akan kekasihnya “Rony” yang sudah dua minggu berada didesa Klungkung  Bali, karena ada urusan perceraian kedua orangtuanya.
Perasaan Sofia menjadi campur aduk tak karuan, antara khawatir dan penasaran.  Sofia takut ada yang tidak beres terjadi pada Rony disana.
Tanpa pikir panjang lagi langsung saja Sofia membuka laci meja belajarnya lalu mengambil hapenya dan segera menghubungi Rony.
Beberapa detik kemudian terdengarlah suara Rony dari seberang sana.
                   “Hallo……..Sofia?”  Sapa Rony dengan nada suara yang lembut.
                   “Hallo Ron…….kamu lagi ngapain sore sore gini?” Tanya Sofia lirih
                   “Lagi dirumah sakit  sof…..lagi nungguin papa dan mama nih.”jawab Rony perlahan.
Sofia mengerutkan dahinya karena heran.
                    “Lho……….memangnya apa yang terjadi pada kedua orangtuamu Ron?”Tanya Sofia penasaran.
                   “Kami baru saja mengalami musibah sof……sedan yang kami tumpangi tabrakan dengan mini bus dari arah yang berlawanan. Sekarang ini kedua orangtuaku sedang koma.” Kata Rony dengan suara yang agak terbata bata menahan rasa sedihnya.
Sofia terbengong bengong dan membisu. Kedua matanya terbelalak kaget .wajahnya Nampak kebingungan.
                    “Kamu ….kamu ga apa apa kan Ron?” Tanya Sofia dengan nada suara yang terdengar gemetar.  Isak tangisnya tak bisa terbendung lagi.  Dia ingin menahan rasa sedihnya namun tak bisa, karena Sofia adalah seorang gadis pelajar  SMA yang mudah  tersentuh dengan sesuatu atau  cerita yang menyedihkan walaupun dirinya belum melihat kejadian tersebut secara langsung.
                    “Aku ga apa apa……yang sakit Cuma hatiku ini….melihat kedua orangtuaku masih koma sejak musibah itu terjadi,sampai sekarang mereka belum siuman.” Jawab Rony yang juga ikutan terisak sedih.
                     “Apapun yang terjadi pd kami…itu sudah kehendak yang maha kuasa.” Tutur Rony lagi.  Akhirnya keduanya menghabiskan waktu dengan berbincang saling   dan tak menyadari  sudah  hampir 2 jam berlalu.  Tampak mata Sofia sembab dan memerah karena sejak tadi menangis terisak.  dirinya merasa berdosa karena tak bisa menemani Rony dirumah sakit.  Kini Sofia baru menyadari jika gelasnya yang terjatuh tanpa sengaja dua jam lalu  adalah satu pertanda buruk bahwa telah terjadi sesuatu yang buruk menimpa kekasihnya.Berkeliling komplek perumahan dengan mengendarai sepeda adalah kesukaan Sofia.  Hari minggu yang cerah ini Sofia berniat mau mengunjungi klub aerobic langganannnya sambil melewati rumah Rony. Sofia berharap bisa melihat Rony dan keluarganya sudah pulang dari rumah sakit diBali.
Dengan baju t-shirt dan celana pendek berbahan jeans plus sepatu kets tanpa kaos kaki, Sofia terlihat cantik dan casual. Sambil bersenandung menyanyikan lagunya kelompok band Geisha, sofia menggenjot pedal sepedanya melewati depan rumah Rony.  Sofia menghentikan laju sepedanya. Dia penasaran dengan adanya banyak orang berkerumun didepan rumah Rony. Sofia berjalan menuju pohon beringin besar nan rindang lalu menyenderkan sepedanya.
Perlahan lahan dihampirinya kerumunan orang yang hampir semuanya berpakaian warna hitam itu.  Jantung Sofia berdetak kencang.  Ada dugaan negatif   bersarang dalam otaknya.
Sofia menghampiri seorang wanita setengah baya berpakaian dan berkaca mata hitam yang Nampak bersenggukan karena habis menangis.
             “Maaf bu….saya mau bertanya, kenapa banyak orang disini ya bu?”  Tanya Sofia dengan wajah yang cemas. Wanita setengah baya itu tersenyum datar.
             “Tiga penghuni rumah ini dikabarkan meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas saat diBali nak.  Kami semua disini melayat mereka.  Sebentar lagi jenasah mereka tiba disini.” Kata wanita itu menjelaskan dengan rona wajah yang sedih.
Sofia terdiam mematung mendengarnya. Tubuhnya terasa membatu tak berdaya. Pandangan matanya mendadak menjadi kabur. Kepalanya tiba tiba menjadi pusing. Cukup lama dia berdiri kaku dengan wajah yang pias. Apa yang baru saja  didengarnya bagaikan petir yang menyambar disiang bolong, sangat menyakitkan hatinya.  Tak disadarinya air mata jatuh membasahi kedua pipinya yang mulus itu.  Dirinya merasa yakin jika  Rony adalah salah satu dari penghuni rumah yang dikabarkan meninggal akibat kecelakaan  lalu lintas itu.  Sofia hanya heran kenapa beberapa hari lalu  Rony sempat mengatakan padanya jika dirinya lewat handphone bahwa dirinya baik baik saja  dan mengatakan jika kedua orangtuanyalah  yang koma akibat musibah itu.  Wajah Sofia Nampak bingung dan pandangan matanya Nampak gelisah.
Tak lama kemudian dari kejauhan datanglah iring iringan mobil jenasah menuju rumah Rony. Sesampainya dihalaman  rumah  akhirnya ketiga peti jenasah berwarna cokelat tua itu diturunkan dan dijejerkan dilantai.  Satu persatu peti itupun  diangkat dan dipindahkan keruang tamu. Sesaat suasana hening. Seluruh tamu yang hadir akhirnya terkejut karena Tiba tiba Sofia berteriak histeris memanggil manggil nama Rony.  Tangisnya terdengar memilukan.  Beberapa tamu terkejut dan berusaha menghadang    serta mengamankan Sofia agar tidak memasuki ruang tamu, dimana ketiga peti jenasah itu diletakkan.
           “Rony…….Rony………kenapa kau tega meninggalkan aku dengan cara seperti ini Ron……..”teriak Sofia.  Dia tak memperdulikan lagi hadangan para  tamu.  Dia terus saja  berteriak  teriak pilu sambil terus berusaha menerobos kerumunan untuk berlari kearah peti jenasah kekasihnya. Sofia  terus melancarkan pukulan pada orang orang yang mencengkeram lengannya. serangannya membabi buta .  tangisannya yang memilukan itu membuat para tamu jadi kasihan.  tampak Sofia terjatuh ditanah berumput  karena kelelahan.   Sofia terus menangis dan tak mengindahkan seseorang yang tengah menggapai lengannya dengan lembut dan mengajaknya berdiri.  Sofia masih saja terisak sesekali memanggil nama kekasihnya.
          “Kini aku percaya…jika cinta  sejati itu hanya bisa membuat hidupku jadi mati.”  Kata Sofia dengan nada suara terbata bata dan diiringi isak tangisntya.
         “Itu pemikiran orang yang sudah buntu.”  jawab seorang pemuda yang sejak tadi menyentuh bahunya . Perlahan isak tangis Sofia berhenti.  Nampak matanya membengkak karena sembab.  Sesaat dia merasa tak asing dengan suara yang barusan didengarnya.   Perlahan lahan Sofia menoleh dengan perasaan yang tak menentu.
           “Rony…………”  Sofi terkejut dan langsung memeluk erat  kekasihnya sambil menangis tersedu sedu.  Sofi merasa bahagia melihat keadaan Rony baik baik saja.
Akhirnya Rony menceritakan bahwa ketiga isi  peti jenasah itu, salah satunya bukan dirinya. Tetapi mayat kakaknya’Jefry’ yang meninggal karena overdosis narkoba.  Kematiannya tepat disaat keduaorangtuanyapun menghembuskan nafas terakhir.  Rony mengatakan peristiwa yang sangat menyedihkan itu sangat tidak terduga.
Rony menepuk nepuk lembut punggung Sofia yang masih terisak sedih.  Ronypun menceritakan bahwa kecelakaan yang beberapa hari lalu menimpanya,sangat tragis dan sudah menjadi takdir yang maha kuasa. Dirinya justru hanya menderita luka  ringan dilengan dan punggungnya. Rony bersyukur pada tuhan ,karena dirinya selamat tanpa ada anggota tubuhnya yang hilang sedikitpun.

Bicara tentang hapenya yang sulit dihubungi Sofi.  Rony menuturkan dengan gamlang bahwa hapenya tanpa sengaja jatuh keselokan rumah sakit yang berair keruh . saat itu dirinya sedang terburu buru berlari menuju ruang UGD (unit gawat darurat) guna mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan kedua orangtuanya. Kini Sofia baru memahami mengapa Rony sangat sulit dihubungi lewat telponnya dalam beberapa hari ini.   Hati Sofia  mendadak merasa lega mendengar semua cerita Rony.  Dia merasa seolah baru bangun dari mimpi buruk seribu tahun.


                                               selesai


                  


CERPEN ROMANTIS MENGGETARKAN HATI



   
                                                                                         
                                                      PENULIS: Heny anugrah           

                                                           " Wanitaku



                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                            Damarji dan Andin adalah sepasang kekasih yang memiliki beberapa kesamaan minat dan hobbi. Sama sama gemar membaca buku tentang tokoh terkenal, gemar menonton  acara pertandingan sepak bola, dan sama sama menyukai makanan bercita rasa pedas. 
 
Mereka terlihat ideal dalam hal berfikir tentang masa depan yang harus ditaklukan dengan kesabaran dan berfikir logis. Tetapi di lain sisi mereka seakan terjebak pada lingkaran kasta yang seharusnya tidak terlalu penting untuk di permasalahkan yaitu perbedaan status sosial mereka yang terlihat cukup mencolok. 
Ayah darmaji bernama Ronggowiryo, seorang pemilik pabrik kertas yang sukses, ibunya bernama Savitri adalah seorang dokter ahli kecantikan. Sedangkan Andin hanyalah seorang anak tukang kue keliling yang tidak memilki seorang figur ayah sejak usianya masih lima belas tahun.
Walaupun hubungan asmara mereka sudah memasuki tahu ketiga, pihak orangtua Darmaji tetap saja tidak bisa menyukainya. Sebenarnya Andin sudah  merasakan itu sejak pertama kali Damarji memperkenalkannya pada kedua orangtuanya itu.                        
                               “Wanita miskin tak punya muka.” Begitulah kata kata kasar  yang selalu diucapkan mama Darmaji manakala mereka bertemu. Begitu pula dengan Ayahnya yang kerab menyebutnya dengan kata “Cinderella  kampung.”
Kata kata yang  itulah yang membuat hati Andin terasa teiris iris bagai sembilu.  Andin selalu merasa pesimis jika dirinya tidak akan pernah bisa menjadi isteri  Darmaji kelak.

                       -Senin yang cerah. Waktu sudah menunjukkan pukul 13.00 waktu Indonesia bagian barat. Sinar matahari terasa hangat dan dikejauhan jalan nampak bayangan meliuk liuk indah bagaikan gelombang asap, menandakan kondisi saat itu cukup bisa membuat siapapun yang memilki kulit yang putih bisa berubah kecoklatan atau memerah jika berada dibawang sinar matahari hanya dalam waktu setengah jam saja.
Andin berjalan bersama ibunya yang sedang mengangkat sebuah tampah bulat terbuat dari anyaman bambu yang berisikan kue kue kering, ada Gemblong manis, pastel isi kentang  dan  bolu kukus.
                                                                                                                                              Mereka  terlihat kelelahan karena sejak pagi berjalan menyusuri jalan jalan kecil dan gang perumahan menjajakan kue dan belum beristirahat. Sesekali sang ibu berteriak dengan nada suara yang lembut tapi jelas terdengar   “Kue..kue..                           
Tiba tiba Andin menghentikan langkahnya tepat di depan gerbang sebuah kampus dimana Darmaji sedang menuntut ilmu jurusan Ekonomi.
Sang ibu  geleng geleng kepala perlahan ketika melihat wajah putrinya terlihat ceria dan tersenyum senyum sendiri. Ada rasa bangga dihatinya memiliki putri yang  tak pernah mengeluh menemaninya berjualan kue keliling. Tetapi dirinya juga sedih jika ingat  bahwa kekasih anaknya adalah seorang yang kaya raya dan banyak digandrungi para wanita cantik . 
                                                                                                                                                 
sang ibu teringat sesuatu  {flash back}   Sang ibu melihat Darmaji berjalan bersama beberapa wanita teman kampusnya dan saling berpegangan tangan di iringi  gelak tawa yang lepas.Diantaranya ada wanita yang bernama Diana. Sang ibu masih teringat kata kata  yang sangat mengejutkannya pada saat itu.
                        ”Jujurlah padaku sebenarnya kamu mencintai aku atau tidak, karena kemarin aku melihatmu berjalan mesra dengan Emily di sebuah mall.Jujurlah atau hubungan kita putus!” kata seorang wanita teman kampusnya yang kenes dan penampilannya   sexi dengan baluran make up tebal.  
                                 “aku mencintaimu,Emily Cuma teman biasa, tak ada yang istimewa jika dibandingkan dengan kamu.”  Kata  Darmaji lembut sambil merangkul bahunya.

Mengingat itu semua,Sang ibu menghela nafas panjang dan pandangan matanya pasrah.Adegan yang pernah dilihatnya itu tak pernah diceritakannya pada Andin.Sang ibu tidak  mau melihat wajah anaknya berubah sedih.  
Tetapi dilubuk hatinya menganggap peritiwa itu adalah biasa bagi anak muda jaman sekarang yang selalu mengumbar kata kata manis. Dia yakin kalau Darmaji adalah sosok seorang pria yang baik. Dia berharap apa yang pernah dilihatnya hanyalah sebuah guyonan anak muda semata tanpa adanya keseriusan yang bisa terjadi dimana saja.
Andin masih tersenyum senyum  sendiri memperhatikan keadaan kampus yang tengah ramai dengan lalu lalang para mahasiswa. Sang ibu menepuk lembut bahu anaknya lalu berkata.
                     “Ayo nak… kita lanjutkan lagi perjalanan.” Kata sang ibu dengan suara yang lembut. Andin menoleh seraya tersenyum lalu mengangguk. Akhirnya merekapun melanjutkan kembali perjalanan.
                     “Enak ya bu kalau bisa menjadi mahasiswa, bisa punya banyak kawan .” kata Andin sekali lagi tersenyum.Sang ibu juga tersenyum sambil memperhatikan langkah langkah putrinya.
                     “Bukan Cuma dikampus saja kita bisa punya banyak teman. Siapapun Kalau dasarnya  tak pandai bergaul, di kampus  tidak akan mempunyai teman. Bisa punya banyak teman bisa dimana saja.” Tutur sang ibu dengan nada suara yang lembut.
Tak lama kemudian mereka kembali melanjutkan perjalanan.Perlahan sang ibu mengikuti langkah putrinya dari belakang dengan wajah tertunduk. Ada segempal kekecewaan dihatinya karena dia sadar betul bahwa dirinya tak akan pernah bisa menyekolahkan putrinya kejenjang kuliah.Baginya hal itu sulit terwujud, karena menyangkut masalah biaya yang tidak sedikit.                                                       
Nampak Andin dan ibunya masih terus berjalan dan berjalan kearah tempat yang biasa mereka singgahi seperti pertokoan, pasar tradisional, stasiun kereta api dan komplek perumahan. mereka tidak mengeluh walaupun hari itu banyak yang menolak untuk membeli kue. Mereka berjalan menyusuri jalan setapak.Berulangkali Andin berteriak “kue…kue….yang terkadang disusul oleh suara  ibunya.
Tak  terasa hari mulai beranjak sore, akhirnya Andin dan ibunya menghentikan langkahnya untuk sekedar meregangkan kaki mereka untuk mengusir rasa pegal pada kaki..
sang ibu menyeka peluh yang membasahi dahi dan lehernya dengan handuk kecil yang selalu dibawanya berjualan. Sejenak dia menengadahkan kepalanya kelangit. Cuaca mendung. Awan hitam nampak  bergulung gulung bagaikan ombak laut.
                  “Sebaiknya  kita mencari tempat berteduh nak, jangan disini.Kita cari tempat yang ada atapnya.lihatlah  langit hitam dan sebentar lagi pasti turun hujan.” Kata sang ibu dengan suara yang lembut.
 Andin memperhatikan  langit yang memang terlihat hitam dan beberapa saat kemudian akhirnya rintik hujanpun turun makin lama makin deras.Kedua perempuan tangguh inipun akhirnya berlari kecil mencari tempat untuk berteduh.
Beruntung tak sampai lima menit mereka menemukan sebuah saung (Semacam tempat orang berjualan) ditepi trotoar jalan.
Gubuk kecil yang tak bertuan beralaskan genting dari dedaunan kelapa itu ternyata mampu melindungi mereka dari guyuran hujan.Sesekali halilintar menggelegar dengan cahayanya yang menghiasi langit gelap . Glegeeeerrrrr..!
Andin dan ibunya  berdiri saling merapatkan diri dan sama sama saling menyilangkan kedua tangan mereka didada. Udara dingin makin lama makin terasa menusuk tulang.  Andin terdiam.pikirannya mulai melayang teringat Darmaji, kekasih hatinya yang telah berjanji akan melamarnya dan membicarakan hal itu langsung didepan kedua orangtuanya lusa malam nanti.
Gadis berparas ayu itu menggigit bibirnya lalu menghela nafas panjang.Dia merasa ragu untuk hadir didepan kedua orangtuanya disaat proses lamaran itu dilaksanakan.Andin tahu benar jika calon mertuanya sangat membenci status sosialnya sebagai orang yang tak punya.Tetapi baginya yang berhak untuk memisahkan cintanya dengan Darmaji hanyalah tuhan.Tetapi jika kedua orangtua Darmaji bersikukuh ingin memisahkan mereka, itu adalah konsekwensi yang harus dia terima karena mencintai anak orang kaya. Kata kata indah didalam hatinya itu ternyata membuatnya tidak gentar untuk menerima apapun yang kan terjadi besok lusa.
Mata  indahnya memandang langit seraya tersenyum penuh arti.Pandangan mata yang penuh percaya diri.Dirinya merasa sudah siap untuk menerima apapun yang akan terjadi jika memang nanti calon mertuanya menghinanya bahkan kemungkinan akan mengusirnya.


Lusa malam yang dinanti akhirnya tiba                                     
                       -Hujan deras baru saja berhenti.Dinginnya malam terasa semakin lama makin tidak bersahabat.Darmaji menghentikan laju mobil sedan hitamnya tepat di depan teras rumahnya. Setelah dia turun dari mobil mewahnya itu akhirnya dibukanya pintu yang lain dan mempersilahkan Andin untuk segera beranjak keluar. Inilah saatnya Andin akan melihat bagaimana nasibnya malam ini setelah Darmaji mengumumkan  lamarannya dihadapan orangtuanya.
Dengan  langkah yang penuh percaya diri Darmaji menggenggam jemari kekasihnya dan membawanya kearah ruang tamu dimana kedua orangtuanya sudah duduk menunggu kedatangan mereka.Kedua orangtua Darmaji berdiri dengan sorot mata yang nanar dan penuh dengan kebencian.
Nampak sang mama memasang wajah dingin dan berkali kali tersenyum sinis, memperlihatkan ketidaksukaannya pada Andin.
                         “Dengar kalian!  (menatap tajam)  tidak akan ada perbincangan apapun malam ini. Kami sudah sepakat untuk tidak lagi membicarakan apapun tentang hubungan kalian. Tidak akan lamaran, apalagi pernikahan diantara kalian. Kesepakatan kami ini  tak akan bisa di rubah lagi. (Terdiam sesaat dan memperhatikan mata Andin dan Darmaji secara bergantian) .
                         “Kami  tidak merestui hubungan kalian.” Kata sang mama dengan nada suara yang datar tetapi dengan raut wajah yang dingin.Darmaji dan Andin sontak terkejut. Mereka sama sama  terdiam membisu.
Perlahan lahan Darmaji melangkah mendekati sang mama dan memandangnya dengan tatapan mata tajam dan memerah menahan amarah.
                       ‘’Teganya mama berkata begitu.Aku punya hak untuk menentukan dengan siapa dan kapan aku akan menikah ma.Aku bukan anak balita lagi yang harus diatur karena belum bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.”
Kata Darmaji kecewa dan mencoba mempertahankan emosinya agar tetap stabil dan tak meledak.
                         ‘kamu memang bukan balita lagi,tetapi saat ini Kamu masih belum cukup pintar untuk memilih mana yang baik untuk hidupmu kelak.Buktinya kamu memilih wanita dari kalangan miskin dan tak berpendidikan tinggi.” Kata sang mama  dengan raut wajah yang galak. Tiba tiba muncul sang papa.
                        “Kamu akan hidup susah jika punya isteri bodoh yang tak mengerti apa apa soal bisnis.Papamu ini bilang begini karena Tidak mau melihat anaknya hidup sengsara.”  Kata sang papa bersungut sungut sambil menghela nafas kesal.
Darmaji menoleh kearah ayahnya lalu berkata setengah berbisik tepat disamping telinga ayahnya.
                         “Sengsara atau tidak itu adalah urusanku pa. tolong jangan ikut campur urusan kami.” Jawab Darmaji sambil menggandeng tangan tangan  Andin.
Sang papa tersenyum sinis melihat putranya menggenggam erat jemari kekasihnya. Perlahan dia mendekatinya Andin yang matanya nampak berkaca kaca.Gadis berparas ayu itu tertunduk sedih sambil tangan kirinya  memegang lengan kekasihnya.
Sang papa menatap tajam mata Andin yang sejak tadi tak mau memandangnya. 
                          “Andin, Wanita yang cocok untuk anak saya  Cuma dari kalangan yang sekelas dengan kami. Yang  pintar dan mengerti bisnis agar bisa membantu anak saya  dalam mengelola perusahaan.Bukan seperti kamu!”Kata sang papa dengan nada ketus.
Tiba tiba Andin menangis tersedu sedu,merasa tak tahan lagi mendengar kata kata ayah Darmaji yang telah menghinanya.Darmaji merasa kasihan melihat kekasihnya yang tak berani memberi perlawanan.Dengan wajah yang sedih tubuh Andin dipeluknya mesra.Akhirnya Andin menangis sejadi jadinya.Suaranya terdengar pilu.
                             “Ingat Darmaji. Kau ini tampan, punya banyak uang dan calon pengusaha sukses .  Carilah calon isteri yang kaya, pintar, lulusan luar negeri dan  yang cantik! Jangan yang  kumal dan kusam seperti itu, agar kelak  tidak ada seorangpun yang memandangmu sebelah mata.”
Kata sang mama dengan kedua tangan disilangkan ke dadanya. Sesaat sang mama dan papa saling berpandangan dan sama sama tersenyum sinis.
                             “Sebelum menyesal karena segalanya sudah terlambat, segeralah tinggalkan wanita yang tidak akan pernah membuatmnu hidup dalam keberuntungan ini! Kata sang mama setengah berteriak.
Andin  masih terisak didalam pelukan kekasihnya, perlahan dia meregangkan tubuhnya dan melepaskan diri dari dekapan kekasihnya.Andin menyeka air matanya dengan jemarinya lalu mengatakan sesuatu.

                                                          
                             “Kalau kau menuruti apa kata orangtuamu untuk meninggalkan aku, lalu bagaimana dengan bayi yang ada dalam kandunganku ini mas?” kata Andin  diantara isak tangisnya. Kedua orangtua Darmaji sontak terkejut.Sorot mata mereka terbelalak seakan akan tak percaya dengan apa yang mereka dengar.Demikian juga Darmaji yang tidak mengetahui jika kekasihnya telah hamil.
                             “Apa  maksudmu hamil? Tapi…(wajahnya nampak bingung) Benarkah Kau ha…hamil?” tanya Darmaji sambil menatap mata kekasihnya yang terlihat sembab memerah. Andin mengangguk beberapa kali .
                             “Mengapa baru sekarang kau cerita padaku Andin?” Tanya Darmaji dengan suara yang terdengar parau.
                             “Aku  baru mengetahuinya tadi pagi mas, ketika aku tiba tiba demam dan mual Ibuku membawaku ke klinik dan ternyata setelah diperiksa dokter ternyata aku positif hamil tiga minggu.”  Kata  Andin terbata bata.
Darmaji  menatap kekasihnya dengan tatapan yang tidak percaya.seketika itu pula dia mendorong tubuh kekasihnya hingga terdorong ke belakang dan terjatuh kelantai. Andin  spontan berteriak karena terkejut. Dia merasakan pinggul dan lengannya nyeri karena  sebelum terjatuh tubuhnya menabrak meja kayu yang ada dibelakangnya.
                          “Aku tidak yakin jika bayi itu adalah anakku (geleng geleng kepala)   Kau selalu ada diluaran bersama ibumu….mana aku tahu apa saja yang telah kau lakukan diluar sana. Mungkin saja ….mungkin…mungkin saja kau pernah berhubungan dengan laki laki lain.” kata Darmaji dengan suara yang bergetar. Matanya nanar menahan emosi.
                            “Demi tuhan aku tak pernah berhubungan dengan laki laki manapun. Anak ini adalah anak kandung kamu mas.” Andin mencoba mempertahankan keyakinan Darmaji yang mulai luntur akibat pengaruh kata kata kedua orangtuanya.
                             “Belum apa apa sudah bikin masalah.Itu pertanda tidak baik untuk masa depanmu nak, tidak pantas untuk dilanjutkan lagi hubungan ini.” Sang ayah berbisik.
Darmaji mendekati Andin yang masih terduduk dilantai.
                               “Aku tidak yakin anak yang kau kandung itu adalah anakku. Pergi….pergi dari hadapanku !” teriak Darmaji sambil jari telunjuknya menuju kearah pintu ruang tamu.
Andin  terkejut dengan perubahan sikap Darmaji yang tiba tiba mengusirnya. Andin tahu jika kekasih pujaan hatinya itu telah terjebak didalam pengaruh kata kata jahat kedua orangtuanya.                                    
Nampak kedua orangtua Darmaji tersenyum sinis. Sorot mata mereka menyiratkan  sebuah kebahagiaan atas apa yang baru saja  terjadi didepan  mata mereka. Sang papa perlahan mendekatinya lalu menepuk lembut bahu anaknya.
                “Darmaji, jalan yang kau ambil sudah tepat. Jadilah laki laki yang memiliki prinsip.   Tinggalkan dia.Jangan pertaruhkan masa depanmu hanya demi wanita yang tidak jelas!” Kata sang papa mencoba membumbui perasaan anaknya yang mulai diselimuti  kebimbangan.
Perlahan Darmaji menoleh dan menatap kedua orangtuanya secara bergantian.Tetapi sesaat kemudian dia beralih memandang kekasihnya yang sedang menangis.
Mendengar kata kata kedua orangtuanya, hati Darmaji mulai berfikir bahwa kehamilan kekasihnya akan menuai musibah dimasa depannya tetapi dilain sisi dia sangat mencintai wanita itu. Darmaji bimbang.  Belum sempat rasa bimbangnya hilang, tiba tiba Andin beranjak dari lantai dan mendekati kekasihnya .                                           
                “Aku bersumpah….bayi ini adalah anak kandungmu mas.” Kata Andin mencoba memantapkan hati kekasihnya yang terlihat bimbang.
Papa Darmaji mendekati Andi dan meletakkan telunjuknya tepat didepan hidung Andin.
               “Hei….jangan coba coba meracuni pikiran anak saya ya, (menatap tajam Andin).  Kamu itu hamil karena orang lain bukan karena anak kami  ! sekarang  cepat keluar dari sini dan jangan pernah  lagi muncul dikehidupan kami.”  Teriak papa Darmaji sambil telunjuknya tertuju pada pintu ruang tamu yang terbuka.
Andin menangis tersedu sedu.Dia menatap kekasihnya yang  diam saja tak mencoba membelanya.Dia tahu jika Darmaji sedang dikuasai rasa bimbang.
Perlahan lahan Andinpun berlalu tanpa menoleh lagi.Dia benar benar kecewa karena kekasihnya tak sedikitpun  mau mengakui janin yang ada dalam kandungannya adalah anaknya.
Andin terus berjalan dan berjalan dengan langkah yang lamban.Andin menagis tersedu sedu.Dia berharap Darmaji mengejarnya dan memeluknya penuh cinta sambil mengucapkan kata maaf.Tetapi lima menit berlalu tak ada tanda tanda kekasihnya menyusulnya.Andin merasa Darmaji sudah berada pada jerat rayuan kedua orangtuanya.
Tangisannya menyita perhatian orang orang yang lalu lalang ditengah perjalanannya. Andin tak peduli.Yang yang dipikirkannya saat ini adalah ibunya.Andin tahu bahwa ibunya akan sangat bersedih jika dia tahu Darmaji dan keluarganya telah mengusirnya pergi dan tak mau mengakui janin yang ada dalam kandungannya adalah anak kandung dari Darmaji.    
                  “Sungguh, janin yang ada dalam rahimku ini adalah anakmu mas.Kalau memang kau tak mau mengakui anak ini, aku tidak bisa berkata apa apa lagi.Aku  serahkan semuanya pada tuhan mas”  kata Andin berbicara sendiri sambil tangannya mengelus elus perutnya yang masih belum terlihat besar.
Andin berjalan perlahan lahan menyusuri trotoar jalan lalu menyeberang jalan tanpa menoleh kanan kiri hingga tak menyadari ada mobil truk melaju kencang dari arah samping kanan.

Sopir  truk  panik ketika melihat ada seorang wanita berjalan pelan menyeberangi jalan. Spontan sopir itu akhirnya membanting setir kekiri untuk menghindari terjadinya tabrakan.Untung saja sopir itu tepat waktu dalam menghentikan laju jalan mobilnya ke tempat yang kosong dan lapang.Sesaat  nafasnya terengah engah.Ada perasaan lega dihatinya karena baru saja lolos dari musibah.Sopir itu menghela nafas lalu geleng geleng kepala sambil memandang kepergian Andin.
Andin yang pikirannya sedang kalut tidak memperdulikan apapun keadaan disekitarnya.Yang ada dalam otaknya hanyalah bayangan wajah ibunya,wajah Darmaji dan tentang kehamilannya.
 

-15 tahun kemudian....
Lima belas  tahun telah berlalu tanpa terasa.Kini Andin hidup bersama ibunya dengan keadaan yang lebih baik.Sang ibu yang terlihat sudah renta  tak lagi berjalan keliling menjual kue.Kini sang ibu telah memiliki usaha kecil kecilan yaitu menerima jasa menjahit.Sang ibu mempunyai banyak pelanggan dari kalangan yang berbeda beda. Ada yang dari kalangan biasa, kalangan  pengusaha dan pejabat daerah.
Sang ibu sangat senang karena hobi menjahit sejak mudanya  yang dulu  tak pernah bisa dia praktekan karena tidak punya mesin jahit,kini terbayar sudah rasa keinginannya untuk bisa menjahit dan buka jahitan untuk orang lain agar menghasilkan pundi pundi uang.
Beberapa tahun lalu sang ibu memang menjahit dengan tangannya sendiri tetapi setelah mempunyai beberapa mesin jahit sendiri dia memutuskan untuk menyewa tenaga orang lain untuk menjahit , sedangkan Ibu Andin bekerja membuat polanya saja. 
Kini sang ibu memutuskan untuk tidak lagi menjahit karena keadaan penglihatannya mulai memburuk seiring bertambahnya usia. Penglihatnnya sudah kabur dan kadang tubuhnya mudah sakit sakitan jika kurang istirahat.
Ada dua anak buahnya yang sangat berpengalaman dalam hal menjahit yang sudah Lima tahun setia menemani usahanya dari awal perjalananya yang penuh suka duka  hingga  sukses seperti sekarang ini.  Lalu bagaimana  kabar Andin?    
Kini Andin sibuk dengan bisnisnya sendiri yang telah dirintisnya sejak masih bermodalkan uang pinjaman dari bank.Andin selalu terlihat bersemangat mengelola butik mungilnya.Beberapa hasil jahitan anak buah sang ibu ternyata di promosikan juga untuk di jual disana.Relasi Andin cukup banyak, karena Andin selalu rajin tak mau berhenti mempromosikan butiknya lewat on line.
Dari kalangan ibu rumah tangga  sampai kalangan pembisnis sukses  sudah ada dalam daftar pelanggan tetapnya.Butiknya semakin hari selalu ada kemajuan dalam hal finansial. Semua kesuksesan itu tak lain dan tak bukan karena dia selalu mempunyai ide dan inovasi baru yang lahir dari kecerdasan putra semata wayangnya ”Ramadan”  yang kini telah berusia lima belas  tahun .
Ramadan sangat pintar dalam membuat gambar untuk model model baju yang disukai wanita atau pria saat ini.Dia selalu survei dimanapun dia berada.Dia selalu bisa menilai dan melihat gaya gaya pakaian mana yang sedang digemari banyak orang atau bahkan yang tidak disukai banyak orang.Inilah yang membuat Andin bangga memiliki putra yang mempunyai jiwa bisnis seperti ayah kandungnya dan memiliki kecerdasan melebihi  dirinya atau neneknya.
Jika teringat akan Darmaji, Andin selalu menangis karena wajah putranya sangat mirip dengannya, bagai pinang di belah dua.Bahkan yang unik dari mereka berdua, mereka memiliki tanggal lahir dan bulan yang sama, yaitu delapan September.Wajah putranya tak pernah berhenti selalu membuka kenangan lama yang sebenarnya sudah bertahun  tahun dikuburnya.
.
                   - Sore  yang mendung.Terlihat Ramadan sedang duduk sendiri disamping butiknya ibunya. Sorot matanya nampak kosong.Andin,sang ibu mendekatinya perlahan  dan jemarinya menyentuh bahu putranya dengan lembut.
                      “Ada apa sayang,akhir akhir ini ibu lihat kau sering duduk melamun disini. Katakanlah ada apa,mungkin saja ibu bisa membantu?” tanya Andin dengan suara yang  lembut.Ramadan  menoleh perlahan lalu tersenyum manis.
                      “Aku memikirkan usaha kita yang lumayan baik ini bu.” Kata Ramadan seraya mengalihkan pandangannya ke tempat lain.Andin tersenyum dan membelai rambut putranya .
                      “Apa yang kau pikirkan ?  Tak ada lagi yang perlu kau cemaskan.  Yang harus kita lakukan adalah jangan pernah  berhenti untuk mengucapkan rasa syukur pada tuhan yang maha esa nak.”  Kata Andin sambil memeluk putranya.
                     “Aku melihat teman teman memiliki orangtua yang sukses.Yang aku lihat mereka bahagia bukan karena kesuksesan orangtuanya bu.” Kata Ramadan yang  Wajahnya nampak muram.
Andin mengenyitkan dahinya, dia merasa kurang paham apa maksud dari kata kata anaknya  itu.
                     “Apa maksudmu nak, ibu tidak mengerti.” Kata Andin dengan tatapan mata yang memang benar benar tidak mengerti. Nampak polos.
                     “Teman teman aku merasa bahagia karena mereka mempunyai orangtua yang lengkap. Punya ayah juga ibu. (terdiam sejenak)     
                      “Apalah artinya aku mempunyai ibu  yang hebat dengan usaha butiknya tetapi aku tak punya ayah. (memandang wajah ibunya dengan wajah yang memelas) Dimana ayahku bu?”  Tanya Ramadan dengan mata yang mulai berkaca kaca.
Andin terkejut dan jantungnya tiba tiba berdegub kencang.Dia tak menyangka jika Ramadan akan bertanya tentang ayahnya.Andi terdiam sambil tangan kanannya memegangi dadanya karena dia merasa dadanya tiba tiba sakit.Belum hilang rasa terkejutnya Andin, Ramadan beranjak dari duduknya.
                        “Teman temanku banyak bertanya soal keberadaan ayah.Tapi aku tak bisa menjawabnya.Aku sudah cukup bersabar jadi bahan tertawaan mereka hanya  karena aku tidak punya ayah.” Kata Ramadan lagi lalu berlalu meninggalkan ibunya yang masih duduk dengan  raut wajah yang sedih.
Andin tak bisa lagi menahan air matanya untuk tidak menyembul keluar.Batinnya terasa berat untuk melihat kenyataan yang sedang terjadi.Akhirnya Ramadan ingin tahu juga tentang ayahnya .

Darmaji sedang sibuk menanyakan sebuah alamat pada orang orang yang ditemuinya dijalan.
                -Seorang pria setengah baya yang berwajah tampan dengan kemeja garis garis horisontal nampak sedang menanyakan sebuah alamat pada beberapa orang yang ditemuinya dijalan, tapi tak seorangpun yang tahu dengan keberadaan alamat itu. Banyak orang yang tak mengenal alamat itu karena keadaan tempat itu sudah berbeda,
Banyak rumah yang sudah berganti penghuni dan banyak pula  gedung tinggi yang kini berdiri. Sangat berbeda ketika Andin masih tinggal didaerah itu,Tempat itu tak berdiri satu gedung tinggipun.Hanya hamparan sawah dan ladang petani. Karena itulah Darmaji lupa letak rumah Andin lima belas tahun yang lalu berada di posisi mana.
Pria tampan itu nampak bingung. Berulang kali dia garuk garuk kepala yang tak gatal karena merasa tak bisa menemukan pujaan hatinya berada .Pria itu tak lain adalah Darmaji yang sedang mencari keberadaan calon isterinya yang sudah lima belas tahun tak tahu dimana rimbanya.
Sejak putus hubungan dengan Andin, sejak itulah dirinya tak lagi bertemu dengan Andin.Andinpun saat itu sudah tak pernah lagi muncul bersama ibunya keliling menjajakan kue dan sayangnya saat itu Darmajipun tak peduli lagi dengan keadaan mereka.
Selama mencari keberadaan Andin, Darmaji selalu memarkir mobilnya di tempat parkir didepan toko yang berbeda beda jika memutuskan untuk berjalan dan mencari dimana Andin kini berada.Misi pencariannya sudah berjalan tujuh hari.Teriknya siang dan dinginnya malam tak membuat patah semangat untuk tetap mencari Andin.
Akhirnya Darmaji teringat seseorang yang diyakininya dapat membantunya mencari keberadaan Andin, dialah pak Teguh seorang rukun tetangga yang tinggal tak jauh dari tempat dimana dulu Andin tinggal.
Darmaji berusaha mencari ke alamat lama Andin dan ternyata nama jalan ‘’ KENANGA’’ belum diganti ,hanya saja ada penambahan didepan kalimat kenanga menjadi HIJAU KENANGA dan yang menggembirakan ketua rukun tertangga setempat masih orang yang sama yaitu Pak Teguh.
Setelah ditanya soal Andin,pak Teguh mengatakan bahwa Andin bersama ibunya sudah pindah rumah sejak enam tahun yang lalu. Pak Teguh hanya mengatakan apa yang dia ingat saja tanpa terperinci tentang alamat baru Andin pada Darmaji.Tak heran jika alamat yang tidak lengkap itu sangat sulit ditemukan.
Tanpa peduli alamat yang diberi oleh pak Teguh tidak lengkap atau lengkap, Darmaji tetap bertekad untuk tetap mencari Andin.Dia merasa harus berhasil menemukan gadis yang sampai saat ini membuatnya hampir benar benar gila, karena setiap hari hanya merasakan kehampaan tanpa Andin disampingnya.
Darmaji menghentikan langkahnya ketika dia merasakan lutut dan betisnya  nyeri.Dihampirinya sebuah kedai kopi yang letaknya tak jauh dari tempatnya berdiri.Dikedai itulah Darmaji memesan secangkir kopi hangat untuk sekedar melepas rasa lelahnya.
Ketika dia menikmati kopi itu tiba tiba Dia teringat akan Kehancuran rumah tangganya bersama Liana, seorang wanita kaya pilihan kedua orangtuanya telah membuat matanya terbuka tentang arti sebuah cinta sejati.  Selama tujuh tahun pernikahan mereka,Darmaji merasa tidak bisa mencintai Liana dengan sepenuh jiwanya karena setiap saat bayangan Andin selalu ada dalam pikirannya. 
Betapa tersiksanya hati Darmaji hidup bersama seseorang yang tidak dia cintai yang harus menjadi isterinya yang terus menerus membuatnya berpura pura tersenyum  hanya demi melihat kedua orangtuanya bahagia.
Ketika Liana diserang penyakit kanker Rahim yang mengharuskan rahimnya diangkat, hal itu sangat melukai perasaan kedua orangtuanya yang sudah tak sabar untuk menimang cucu.Tapi kenyataannya Liana sudah tidak bisa hamil.Keadaan itulah yang membuat Liana terus mencemburuinya ketika dia dekat dengan beberapa wanita rekan kerjanya.Liana terlalu khawatir dan takut jika harus kehilangan Darmaji yang telah dicurigainya sedang mencari calon isteri baru,yang kelak bisa memberinya seorang anak.
Karena rasa takut kehilangan,Liana menyewa beberapa orang untuk menguntit kemanapun suaminya berada dan harus membuat laporan ketika penguntitan mereka selesai.Darmaji kesal sekali ketika mengetahui isterinya melarangnya untuk terlalu dekat dengan para wanita ditempat kerjanya.Darmaji merasa kebebasannya bersosialisasi dengan orang banyak semakin hari semakin di atur dan dibatasi.
 Inilah awal dari pertengkaran yang membuat rumah tangga mereka berantakan karena  diselimuti dengan amarah dan rasa curiga.Akhirnya perceraian adalah jalan terakhir yang terbaik bagi mereka.

                  -Darmaji melangkah dengan wajah yang penuh peluh.Berulang kali dia mengusapnya dengan sapu tangannya.Diantara langkahnya dia teringat Andin.Dia merasa menyesal telah mensia siakan hidup gadis yang sampai sekarang masih teramat dicintainya itu. Dia teringat akan kehamilan Andin dan membayangkan tentang wajah anaknya.Dia merasa rindu ingin bertemu anaknya yang tak pernah ditemuinya itu.
                        “Oh Andin calon isteriku.. wanitaku…sebenarnya dimana sekarang kau tinggal?” Tanya Darmaji dengan nada suara perlahan nyaris tak terdengar.Tiba tiba dia teringat kedua orangtuanya.
Sejak kematian kedua orangtuanya akibat kecelakaan lalu lintas tujuh bulan yang lalu, keinginan Darmaji sangat kuat untuk mencari keberadaan Andin dan berniat ingin memperbaiki kesalahan yang pernah dia lakukan lima belas tahun yang lalu.
Lima belas tahun Darmaji hidup dalam kehampaan tanpa kehadiran Andin disisinya. Dia Menyesal karena dulu terlalu takut untuk berkata tidak pada kedua orangtuanya. Kini Darmaji menyadari dirinya adalah pria dewasa berpendidikan tinggi, seharusnya punya prinsip tentang siapa dan bagaimana wanita yang akan dicintainya  tanpa harus menuruti segala perintah kedua orangtuanya yang sebenarnya bertentangan dengan kata hatinya  ketika mereka  ikut campur terlalu dalam.
Darmaji merasa dia terlalu lemah untuk bisa mandiri dibalik kesuksesan kedua orangtuanya saat itu.Seandainya dia tegas dan kuat pada pendiriannya untuk tetap menikahi Andin dan membuktikan bahwa mereka mampu hidup mandiri ,mungkin sampai saat ini Andin masih ada disisinya.Tetapi segala yang dia sesalkan itu kini telah terlambat.  Andin sudah pergi .
Ditengah kekalutan hatinya karena tak juga menemukan alamat baru rumah Andin,Tiba tiba Darmaji dikejutkan dengan kehadiran seorang anak laki laki yang muncul dari tikungan jalan.Pemuda itu sedang melangkah menyeberang jalan. Spontan tanpa pikir panjang lagi, Darmaji membanting setir mobilnya kearah kiri untuk menghindari  tabrakan.Mobil itupun melaju dengan bunyi ban yang berdecit decit.Mobil itu bergerak miring kearah jurang kecil tanpa bisa dicegah lagi karena kejadian itu begitu cepatnya. Mobil itu terguling satu kali dan mengakibatkan kap depan hancur dan mengeluarkan kepulan asap hitam.
Pemuda yang nyaris ditabraknya itu tersentak dengan mata yang terbelalak, tak menyangka jika dirinya hampir saja tewas tertabrak mobil yang melaju kencang dan tak disadarinya itu.
Pemuda itu berlari kearah mobil yang hampir menabraknya itu.Dengan jantung yang berdegub kencang perlahan dia mencoba untuk mencari tahu keadaan sopir mobil itu.Dia melihat pemilik mobil itu masih duduk di kursi kemudi, dengan Keadaan tak berdaya dan pingsan.
                   “Pak……pak…..bangun pak !” Kata pemuda itu sambil berusaha membuka pintu mobil.Berulang kali anak itu  mencoba mendobrak pintunya dengan tangan dan kakinya.Karena kaca mobil pecah Pemuda itu akhirnya berusaha membuka pintunya darai arah dalam dan pintu itupun berhasil terbuka. Perlahan dia menjulurkan tangannya  menggapai tubuh Darmaji dan mengguncang guncangnya dan berusaha untuk menariknya keluar tetapi apa daya, tubuh Darmaji terlalu besar dan berat baginya.
                   “Pak…bangun……bangun!” Teriak pemuda itu dengan wajah yang sedih.Dia merasa kasihan dengan orang itu.wajahnya membiru lebam karena menghantam setir dengan kerasnya ketika mobil itu terjungkal masuik jurang yang sebenarnya tidak dalam hanya berukuran dua meter saja.Pelipisnya terluka dan berdarah.
Pemuda yang ternyata bernama Ramadan itu terus saja mengguncang guncangkan tubuh Darmaji  agar  segera siuman dari pingsannya.Diantara rasa paniknya Ramadan berteriak teriak minta tolong pada siapa saja yang mendengarnya.
                       “Toloooong…tolooooong….tolooooong..!” Teriak Ramadan sambil tengok kanan dan kiri.Wajahnya terlihat gelisah dan panik.Teriakannya tak cukup keras untuk membuat orang bisa mendengarnya.Nafas terengah engah karena kelelahan.
Yang ada dalam pikiran Ramadan hanyalah bagaimana caranya agar orang itu secepatnya bisa dibawa keluar dari mobilnya yang nampak sudah penyok dan sebagian bempernya hancur.Ramadan berusaha memutar otaknya untuk mencari jalan.
Akhirnya Ramadan tak kehilangan akal.Dia membawa sebuah minyak angin yang selalu ada dalam sakunya.minyak angin itu dari mamanya yang selalu berguna ketika dia menderita sakit kepala mendadak.Dia selalu oleskan ke pelipis ketika sakit kepala datang tanpa terduga dan hasilnya ?  selalu sembuh alami  dengan cepat tanpa harus minum obat yang berbentuk tablet, yang kata mamanya tidak baik untuk kesehatan hati dan jantung jika terlalu sering mengkonsumsinya.
Minyak angin itu membuat Ramadan mempunyai ide untuk segera mengoleskan pada kedua lubang hidung pengendara mobil itu. Dia yakin orang itu akan segera terbangun dari pingsannya.            
Dengan percaya diri diambilnya beberapa tetes minyak angin yang berbau menyengat itu pada jari telunjuknya .
Beberapa saat setelah dioleskannya minyak angin itu perlahan nampak ada pergerakan dari wajah Darmaji.Mulutnya bergerak gerak perlahan,begitu pula dengan kedua matanya yang perlahan lahan terbuka.
Ketika kedua matanya benar benar terbuka,Darmaji terkejut melihat ada seorang pemuda disampingnya dan beberapa kali menyeringai karena merasa aneh dengan bau menyengat yang ada disekitar hidungnya.
                      “Hmmmm…huahh,Bau apa ini?” Tanya Darmaji sambil menyeka hidungnya berulangkali dengan tangannya.
                      “Itu bau minyak anginku….minyak angin inilah yang telah membuat bapak terbangun dari pingsan.(menggapai lengan Darmaji dan menariknya lembut)
                       “Ayo cepat keuar dari mobil ini pak,asapnya makin tebal dan berbahaya jika bapak terlalu banyak menghirupnya.”  Kata Ramadan dengan semangat.
Darmaji menurut saja apa kata pemuda itu untuk segera keluar dari mobilnya yang mulai dipenuhi dengan gumpalan asap.Ramadan mencoba membantu Darmaji untuk berjalan dan menjauh dari mobil itu.
Dengan tubuh lunglai yang penuh goresan luka, akhirnya Darmaji berhasil berbaring direrumputan yang jaraknya lima meter dari mobilnya yang telah rusak itu.Darmaji menoleh kearah pemuda yang telah menyelamatkannya.
                          “Kau hebat. terimakasih atas pertolonganmu ya nak.” Kata Darmaji sambil menepuk lembut bahu Ramadan.
                          “Sebenarnya yang hebat itu bapak karena berani berkorban untuk menghindari tabrakan dengan saya.”  Kata Ramadan sambil tersenyum.
Darmaji terdiam lalu memandang pemuda itu.Keduanya saling tersenyum.Ada perasaan lain yang dirasakan oleh Darmaji.Semakin lama dia perhatikan wajah anak itu,dia merasa seperti sedang melihat foto dirinya ketika usianya masih delapan tahun.wajah identik yang membuatnya gelisah.
Jantungnya berdegub kencang ketika tak sengaja dia melihat  pergelangan kiri anak itu memakai sebuah gelang kayu yang terbuat dari akar bahar berwarna cokelat gelap. Gelang itu persis seperti gelang yang pernah dia berikan pada Andin lima belas tahun silam sebagai lambang cintanya yang kuat dan tak mudah patah ditelan usia, sama seperti karakter dari gelang akar bahar itu yaitu kuat dan tak mudah patah jika terjatuh atau terinjak.
Darmaji memandang anak itu dengan perasaan yang sedikit gugup.Dia hanya berharap jika gelang itu adalah milik Andin.Jika gelang itu benar milik Andin,tak dapat terbantahkan lagi bahwa pemuda polos dan tampan yang ada dihadapannya saat ini adalah anak kandungnya yang dulu pernah ditolaknya hanya karena menuruti rasa egois kedua orangtuanya.
                        “Gelangmu bagus sekali nak,dari mana kau dapatkan gelang itu?”  Tanya Darmaji diantara rasa gugup dan gelisahnya.
Rama tak memperhatikan mimik Darmaji yang tengah memandangnya dengan pandangan yang penuh selidik.Dia sedang memperhatikan gelangnya sambil tersenyum.
                         “Gelang ini dari mamaku….Dia berikan gelang ini padaku katanya aku terlihat keren seperti papaku.” kata Ramadan dengan wajahnya yang nampak ceria. Darmaji menatapnya dengan mata yang tak berkedip. Wajahnya nampak tegang.Dipandanginya lekat lekat wajah seorang pemuda yang makin membuatnya penasaran itu.
                         “Wah…pasti papamu sama tampannya seperti dirimu ya nak…” kata Darmaji dengan perasaan yang tak menentu.Dia menepuk lembut bahu Ramadan, Tangannya nampak gemetar.Tetapi dia mencoba menyembunyikannya dengan tersenyum.
                          “Aku tidak tahu rupa ayahku seperti apa.Kata mama dia sedang keliling dunia sibuk dengan karirnya.Tapi aku akan sabar menunggu papa pulang.”  (Wajahnya tertunduk sambil mengelus gelangnya)
                           “Kalau  bapak boleh tahu, siapakah nama papamu nak?”Tanya Darmaji  yang sedang di balut rasa penasaran.
                           “Wah, Mama tidak pernah cerita siapa namanya pak (tersenyum) maaf aku tidak tahu.” Kata Ramadan .
                            “Kalau bapak boleh tahu Siapa nama mamamu nak?” Tanya Darmaji lagi.Kali ini jantungnya benar benar berdegub kencang.Wajahnya nampak tegang.
                            “Nama mamaku Andin pak.” Jawab Ramadan sambil tersenyum lebar.               
Mendengar itu , tubuh Darmaji terasa lunglai daan tak berdaya untuk digerakkan lagi.Dia memandang anak itu dengan perasaan yang hancur berkeping keping.Dan merasa kepalanya tiba tiba ingin meledak ketika mendengar anak itu mengatakan sebuah kalimat bahwa dia akan sabar menunggu papanya pulang.Mata Darmaji tiba tiba berkaca kaca.Dia benar benar menyesal karena dulu pernah menolak kehadiran anak itu yang ternyata memiliki  90 % karakter wajahnya.
Belum hilang rasa terkejutnya tiba tiba tangan Rama melingkar di lengannya dan mengajak Darmaji untuk segera pergi kerumah sakit untuk menangani luka lukanya sambil berteriak minta tolong.
                          “Tolooong…siapapun  yang  mendengar  tolooong!  Teriak Ramadan.
Terikannya kali ini terdengar oleh beberapa pejalan kaki yang jaraknya tidak dekat. Ramadan berusaha membantu Darmaji untuk berjalan walaupun langkahnya  terseok seok tak mampu berjalan cepat karena ada luka sobek yang lebar dilututnya.  
Ramadan terlihat begitu sabar memapahnya jalan.Darmaji merasa anak itu memiliki sifatnya yaitu mudah empati pada penderitaan orang lain.Sesaat kemudian Ramadan  melihat beberapa orang berjalan  menghampiri.
Ketika berada dirumah sakit
Dokter dan beberapa pembantunya menangani kondisi Darmaji yang terluka dibagian lututnya.Sedangkan Darmaji tidak memperdulikan kesibukan dokter ketika sedang menjahit luka dilututnya.Yang dia pikirkan saat itu hanya Ramadan.Nampak Ramadan sedang memperhatikannya dari balik jendela.Begitu pula dengan Darmaji yang memandang Ramadan dengan tatapan yang damai seakan Ramadan tak boleh  sedetikpun lepas dari pandangannya.
Darmaji  memandang anak itu dengan rasa bangga dan menganggap kecelakaan yang dialaminya adalah jalan terbaik dari tuhan untuk mempertemukan dia dengan Andin dan anak kandungnya.Sesaat mereka (Darmaji dan Ramadan) saling berpandangan dan tersenyum.
Jauh dilubuk hati Ramadan, dia menilai pria yang telah ditolongnya itu adalah orang yang baik.
                         “Mungkin  papaku  sama tuanya seperti bapak itu.” Katanya  dalam hati.
Setengah jam kemudia sang dokter keluar dari tempat dimana Darmaji diobati. Ramadan segera menghampiri lalu bertanya.
                         “Bagaimana keadaan bapak itu dokter?”  Tanya Ramadan .
                         “Bapak itu baik baik saja nak, kalau kamu mau menjenguknya , ayo cepat temui dia.” Kata sang dokter berbisik sambil tersenyum.
Mendengar itu spontan Ramadan loncat kegirangan dan langsung berlari ke dalam ruangan dimana tempat Darmaji dirawat.Sang dokter tersenyum geleng kepala. Ramadan menghampiri  Darmaji  sambil berteriak kegirangan.
                              “Horee… aku boleh menjenguk bapak.” Teriaknya sambil tertawa kecil. Darmaji menyambutnya dengan gembira kepolosan anak itu. 
Ramadan tersenyum memegang  tangan Darmaji dan diletakannya dipipinya sebelah kanan sebagai ungkapan rasa sayangnya. Darmaji memandangnya dengan hati hancur berkeping keping karena tiba tiba muncul pertanyaan berat yang harus dijawabnya terngiang ngiang dikepalanya.                            
                              “Mengapa dulu kau campakkan anak itu.Lihatlah sekarang,dia begitu mirip denganmu.”  Akhirnya  matanya berkaca kaca.
Ramadan berulang kali menengok kearah jendela. Dia sedang menunggu ibunya datang. Sudah hampir satu jam berlalu sejak dirinya menelpon dengan telepon rumah sakit yang mengatakan keberadaan dirinya dirumah sakit bersama seseorang, tetapi sang ibu belum juga muncul.
Beberapa menit kemudian muncullah seorang wanita setengah baya berlari lari kecil dengan wajah yang nampak gelisah.  Wanita itu ibunya Ramadan .
                              “Rama…..Ramadan kamu dimana nak?” nampak sang ibu tengok kanan tengok kiri mencari keberadaan anaknya.
                              “Aku disini bu….   Jawab sang anak. Sang ibu tersenyum lega melihat anaknya dalam keadaan baik baik saja. Tetapi langkahnya terhenti ketika dia melihat wajah seorang pria yang ada disamping anaknya. Wajah itu  tak asing baginya.
Sesaat Andin dan Darmaji saling berpandangan. Cukup lama. Keheningan doanytara mereka terusik ketika tiba tiba Ramadan  berlari kearh ibunya dan menggandengf lengannya dan memaksanya mendekati Darmaji.
                                “Ibu…dialah orang yang aku ceritakan dihandphone. “ kata Ramadan yang nampak ceria.
Sang ibu gugup dan terusc memandang Darmaji dengan wajah sedih. Darmaji memandangnya dengan mata yang berkaca kaca. Ketika mereka saling dekat, tiba tiba Darmaji meraih jemarinya lembut.
                                 “Ini aku Andin….calon suaminya lima belas tahun yang lalu.Calon suamimu yang tidak tahu diri.(Menangis) maafkan aku Andin.” Kata Darmaji. Andin ikut menangis.
                                 “Sekian lama kita tak saling bertemu, sudah cukup membuatku sengsara batin.Kenapa sekarang kau muncul kembali,apakah kau ingin menambah kelukaan hatiku mas?”
Tanya Andin terbata bata dan mencoba melepaskan tanggannya yang sedang digenggam Darmaji.Tetapi genggaman laki laki itu sangat kuat.Andin tak berhasil melepaskannya.
                                 “Aku mencarimu karena kamu adalah wanitaku.Kamu Satu satunya wanitaku yang mampu membuat hidupku jadi terasa aneh ketika kamu tak ada disampingku.” Kata Darmaji lagi mencoba meyakinkan perasaan kekasihnya.
Disudut lain ada Ramadan yang terlihat terheran heran melihat keakraban mereka.Dia memandangi kedua orangtuanya secara bergantian.Yang membuatnya semakin bingung adalah ketika melihat kedua orangtuanya  menangis bersama.
Andin tertegun dengan jantung berdebar kencang ketika mendengar Darmaji menceritakan tentang kematian kedua orangtuanya dan kegagalan rumah tangganya yang berakhir  tragis.
Andin terkejut ketika Darmaji menanyakan keberadaan anaknya yang dulu pernah ditinggalkannya selama lima belas tahun.Andin merasa Darmaji sebenarnya sudah mengetahui jika Ramadan adalah putranya,hanya saja dia bertanya lagi hanya untuk meyakinkan hatinya.Andinpun menoleh kearah Ramadan dan menyebut anak itu adalah buah hati mereka.Anak kandung mereka.
Andin memandang anaknya dengan tersenyum dan melambaiakan tangannya memberi tanda untuk segera mendekatinya.
                            “Mari…kemari nak,sambutlah ayahmu ini.Bukankah selama ini kau ingin sekali bertemu dengannya?” Tanya sang ibu dengan berurai air mata.
Ramadan berdiri tak bergeming.Dia ingin menenangkan perasaan hatinya yang sedang tak menentu.
                           “Ini ayah kandungmu nak.Dia kembali untuk berkumpul bersama kita.” Andin merasa cemas melihat anaknya yang masih saja berdiri kaku memandang ayahnya.
Ramadan terdiam dengan mata berkaca kaca.Perlahan lahan dia hampiri Darmaji lalu dipeluknya erat.Darmajipun memeluknya erat.Keduanya menangis bersama.Sang ibu hanya bisa memandang haru mereka .
                            “Jangan pergi lagi dari kami ayah.” Ramadan terisak dan beberapa kali sesenggukkan.Kedua tanggannya melingkar erat dipinggang Darmaji seakan akan tak mau melepaskannya lagi.Sedangkan Darmaji menatap lembut Andin yang telah mermbohongi anaknya dengan memberitahu bahwa selama ini dia pergi kerja dinegeri orang.Tapi Darmaji mengerti dengan maksud Andin itu.Dia hanya menginginkan agar Ramadan tidak tahu persoalan mereka dimasa lalu yang begitu rumit dan menyedihkan.Dia berbohong untuk kebaikan anaknya.
Bagi Darmaji alasan Andin mengatakan dirinya menghilang dari kehidupan mereka dikarenakan sibuk  kerja dinegeri orang, cukuplah bijak mengingat Ramadan sudah cukup menderita hidup selama lima belas tahun tanpa keberadaan dirinya, dan karena itulah hatinya tak boleh dibebani lagi dengan mengetahui persoalan masa lalu mereka.Darmaji tahu maksud Andin. Dia hanya ingin anaknya merasa hubungan kedua orangtuanya baik baik saja.
Pertemuan Darmaji dan Ramadan yang tak terduga itu terjadi bagaikan kisah dalam sebuah drama televisi, lewat kejadian kecelakaan yang telah diatur oleh scenario dan seorang sutradara, tetapi ini sangat berbeda, begitu nyata dan terlalu manis untuk dilupakan karena peristiwa itulah yang mengawali sebuah takdir pertemuan Darmaji dan Andin untuk benar benar bersatu dalam ikatan cinta yang tidak berdasarkan adanya sebuah scenario.Alur kisah pertemuan yang Terjadi begitu saja dan hanya tuhan yang mengijinkan itu harus terjadi.
Karena rasa syukur pada tuhan yang maha kuasa serta rasa terimakasih yang tak terhinggga pada Andin.Saat inilah yang paling tepat untuk menyatakan keinginannya melamarnya dan mengakhiri dengan sebuah pernikahan yang resmi dikantor urusan agama terdekat. Darmaji ingin merajut rumahtangga kecil bahagia bersama Andin yang telah berhasil menjadi ibu yang sabar dalam merawat dan membesarkan Ramadan selama lima belas tahun dengan seluruh kasih sayangnya, tanpa ada keinginan untuk menikah dengan orang lain.
Keinginan mulia itu disambut Andin dengan rasa sukacita yang tak pernah dia bayangkan sebelumnya.Yang terbayang dimatanya saat ini hanyalah kebahagiaan anaknya, Setidaknya Dia tidak akan lagi mendapat olok olok dari teman temannya mengenai keberadaaan ayahnya yang selama ini menjadi pertanyaan terberat yang harus dijawab Ramadan.
                                                        Tamat