Rabu, 16 September 2015

CERPEN ROMANTIS REMAJA



                                                         
                                                              Karya : Heny anugrah

                                                       "TERNYATA "
                                                                                                                                                         

Sore yang sejuk. Angin bertiup agak kencang dan langit nampak mendung. suara  halilintar sesekali terdengar menggelegar.
Nampak Sofia sedang sibuk merapikan buku buku yang akan dibawanya besok pagi kesekolah. Dia tak menyadari ada gelas berisi kopi susu berada tak jauh dari sikut tangan kanannya. Sofia membungkukkan  tubuhnya karena ingin meraih sebuah novel terbaru pemberian dari Rony, kekasihnya.
Ketika hendak beranjak  dari duduknya tiba tiba…… prakk!    gelas putih bertuliskan namanya dan Rony itu tersenggol dan jatuh kelantai. gelas itupun pecah menjadi tiga bagian yang tidak beraturan. kopi susu yang masih penuh itu akhirnya tumpah pula membasahi celana leggingnya.
Sofia terkejut dengan kejadian yang sangat cepat dan tak terduga itu. Dengan menggerutu kesal  diambil dan dikumpulkannya dengan perlahan  sisa sisa pecahan gelas itu untuk dibuang ke tong sampah plastik berada yang tak jauh darinya.
Tiba tiba Sofia teringat akan kekasihnya “Rony” yang sudah dua minggu berada didesa Klungkung  Bali, karena ada urusan perceraian kedua orangtuanya.
Perasaan Sofia menjadi campur aduk tak karuan, antara khawatir dan penasaran.  Sofia takut ada yang tidak beres terjadi pada Rony disana.
Tanpa pikir panjang lagi langsung saja Sofia membuka laci meja belajarnya lalu mengambil hapenya dan segera menghubungi Rony.
Beberapa detik kemudian terdengarlah suara Rony dari seberang sana.
                   “Hallo……..Sofia?”  Sapa Rony dengan nada suara yang lembut.
                   “Hallo Ron…….kamu lagi ngapain sore sore gini?” Tanya Sofia lirih
                   “Lagi dirumah sakit  sof…..lagi nungguin papa dan mama nih.”jawab Rony perlahan.
Sofia mengerutkan dahinya karena heran.
                    “Lho……….memangnya apa yang terjadi pada kedua orangtuamu Ron?”Tanya Sofia penasaran.
                   “Kami baru saja mengalami musibah sof……sedan yang kami tumpangi tabrakan dengan mini bus dari arah yang berlawanan. Sekarang ini kedua orangtuaku sedang koma.” Kata Rony dengan suara yang agak terbata bata menahan rasa sedihnya.
Sofia terbengong bengong dan membisu. Kedua matanya terbelalak kaget .wajahnya Nampak kebingungan.
                    “Kamu ….kamu ga apa apa kan Ron?” Tanya Sofia dengan nada suara yang terdengar gemetar.  Isak tangisnya tak bisa terbendung lagi.  Dia ingin menahan rasa sedihnya namun tak bisa, karena Sofia adalah seorang gadis pelajar  SMA yang mudah  tersentuh dengan sesuatu atau  cerita yang menyedihkan walaupun dirinya belum melihat kejadian tersebut secara langsung.
                    “Aku ga apa apa……yang sakit Cuma hatiku ini….melihat kedua orangtuaku masih koma sejak musibah itu terjadi,sampai sekarang mereka belum siuman.” Jawab Rony yang juga ikutan terisak sedih.
                     “Apapun yang terjadi pd kami…itu sudah kehendak yang maha kuasa.” Tutur Rony lagi.  Akhirnya keduanya menghabiskan waktu dengan berbincang saling   dan tak menyadari  sudah  hampir 2 jam berlalu.  Tampak mata Sofia sembab dan memerah karena sejak tadi menangis terisak.  dirinya merasa berdosa karena tak bisa menemani Rony dirumah sakit.  Kini Sofia baru menyadari jika gelasnya yang terjatuh tanpa sengaja dua jam lalu  adalah satu pertanda buruk bahwa telah terjadi sesuatu yang buruk menimpa kekasihnya.Berkeliling komplek perumahan dengan mengendarai sepeda adalah kesukaan Sofia.  Hari minggu yang cerah ini Sofia berniat mau mengunjungi klub aerobic langganannnya sambil melewati rumah Rony. Sofia berharap bisa melihat Rony dan keluarganya sudah pulang dari rumah sakit diBali.
Dengan baju t-shirt dan celana pendek berbahan jeans plus sepatu kets tanpa kaos kaki, Sofia terlihat cantik dan casual. Sambil bersenandung menyanyikan lagunya kelompok band Geisha, sofia menggenjot pedal sepedanya melewati depan rumah Rony.  Sofia menghentikan laju sepedanya. Dia penasaran dengan adanya banyak orang berkerumun didepan rumah Rony. Sofia berjalan menuju pohon beringin besar nan rindang lalu menyenderkan sepedanya.
Perlahan lahan dihampirinya kerumunan orang yang hampir semuanya berpakaian warna hitam itu.  Jantung Sofia berdetak kencang.  Ada dugaan negatif   bersarang dalam otaknya.
Sofia menghampiri seorang wanita setengah baya berpakaian dan berkaca mata hitam yang Nampak bersenggukan karena habis menangis.
             “Maaf bu….saya mau bertanya, kenapa banyak orang disini ya bu?”  Tanya Sofia dengan wajah yang cemas. Wanita setengah baya itu tersenyum datar.
             “Tiga penghuni rumah ini dikabarkan meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas saat diBali nak.  Kami semua disini melayat mereka.  Sebentar lagi jenasah mereka tiba disini.” Kata wanita itu menjelaskan dengan rona wajah yang sedih.
Sofia terdiam mematung mendengarnya. Tubuhnya terasa membatu tak berdaya. Pandangan matanya mendadak menjadi kabur. Kepalanya tiba tiba menjadi pusing. Cukup lama dia berdiri kaku dengan wajah yang pias. Apa yang baru saja  didengarnya bagaikan petir yang menyambar disiang bolong, sangat menyakitkan hatinya.  Tak disadarinya air mata jatuh membasahi kedua pipinya yang mulus itu.  Dirinya merasa yakin jika  Rony adalah salah satu dari penghuni rumah yang dikabarkan meninggal akibat kecelakaan  lalu lintas itu.  Sofia hanya heran kenapa beberapa hari lalu  Rony sempat mengatakan padanya jika dirinya lewat handphone bahwa dirinya baik baik saja  dan mengatakan jika kedua orangtuanyalah  yang koma akibat musibah itu.  Wajah Sofia Nampak bingung dan pandangan matanya Nampak gelisah.
Tak lama kemudian dari kejauhan datanglah iring iringan mobil jenasah menuju rumah Rony. Sesampainya dihalaman  rumah  akhirnya ketiga peti jenasah berwarna cokelat tua itu diturunkan dan dijejerkan dilantai.  Satu persatu peti itupun  diangkat dan dipindahkan keruang tamu. Sesaat suasana hening. Seluruh tamu yang hadir akhirnya terkejut karena Tiba tiba Sofia berteriak histeris memanggil manggil nama Rony.  Tangisnya terdengar memilukan.  Beberapa tamu terkejut dan berusaha menghadang    serta mengamankan Sofia agar tidak memasuki ruang tamu, dimana ketiga peti jenasah itu diletakkan.
           “Rony…….Rony………kenapa kau tega meninggalkan aku dengan cara seperti ini Ron……..”teriak Sofia.  Dia tak memperdulikan lagi hadangan para  tamu.  Dia terus saja  berteriak  teriak pilu sambil terus berusaha menerobos kerumunan untuk berlari kearah peti jenasah kekasihnya. Sofia  terus melancarkan pukulan pada orang orang yang mencengkeram lengannya. serangannya membabi buta .  tangisannya yang memilukan itu membuat para tamu jadi kasihan.  tampak Sofia terjatuh ditanah berumput  karena kelelahan.   Sofia terus menangis dan tak mengindahkan seseorang yang tengah menggapai lengannya dengan lembut dan mengajaknya berdiri.  Sofia masih saja terisak sesekali memanggil nama kekasihnya.
          “Kini aku percaya…jika cinta  sejati itu hanya bisa membuat hidupku jadi mati.”  Kata Sofia dengan nada suara terbata bata dan diiringi isak tangisntya.
         “Itu pemikiran orang yang sudah buntu.”  jawab seorang pemuda yang sejak tadi menyentuh bahunya . Perlahan isak tangis Sofia berhenti.  Nampak matanya membengkak karena sembab.  Sesaat dia merasa tak asing dengan suara yang barusan didengarnya.   Perlahan lahan Sofia menoleh dengan perasaan yang tak menentu.
           “Rony…………”  Sofi terkejut dan langsung memeluk erat  kekasihnya sambil menangis tersedu sedu.  Sofi merasa bahagia melihat keadaan Rony baik baik saja.
Akhirnya Rony menceritakan bahwa ketiga isi  peti jenasah itu, salah satunya bukan dirinya. Tetapi mayat kakaknya’Jefry’ yang meninggal karena overdosis narkoba.  Kematiannya tepat disaat keduaorangtuanyapun menghembuskan nafas terakhir.  Rony mengatakan peristiwa yang sangat menyedihkan itu sangat tidak terduga.
Rony menepuk nepuk lembut punggung Sofia yang masih terisak sedih.  Ronypun menceritakan bahwa kecelakaan yang beberapa hari lalu menimpanya,sangat tragis dan sudah menjadi takdir yang maha kuasa. Dirinya justru hanya menderita luka  ringan dilengan dan punggungnya. Rony bersyukur pada tuhan ,karena dirinya selamat tanpa ada anggota tubuhnya yang hilang sedikitpun.

Bicara tentang hapenya yang sulit dihubungi Sofi.  Rony menuturkan dengan gamlang bahwa hapenya tanpa sengaja jatuh keselokan rumah sakit yang berair keruh . saat itu dirinya sedang terburu buru berlari menuju ruang UGD (unit gawat darurat) guna mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan kedua orangtuanya. Kini Sofia baru memahami mengapa Rony sangat sulit dihubungi lewat telponnya dalam beberapa hari ini.   Hati Sofia  mendadak merasa lega mendengar semua cerita Rony.  Dia merasa seolah baru bangun dari mimpi buruk seribu tahun.


                                               selesai


                  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar